ialah bahagia yang dibahasakannya oleh tawa
rona bias di binar mata
jadikan taman taman bunga bermekar di dada
ialah setangkup harap melangit sore ini
selengkung senyum terpatri
di palung hati
ialah yang mengukir salam diamdiam
di setiap detik yang mendetak perlahan
duhai ...
apatah bisa kusimpan waktu?
sedang senyum seperti hendak kukemas saja
di jantung hati yang cemas
di embus napas yang hempas
dan di kelekar tawa lepas
di sana
di kedalaman rasa
pada jiwa yang ada nama
bilakah ejaan diriku berdenyut di nadimu?
jika singgasana rahasia itu belum terwarna
bisakah kubagi biruku di sana?
pada Yang memberi bahagai
kini kutitipkan seuntai salam dalam doa
Kota Istimewa, 13-05-2016
Bagus, Kak. Puisimu mulai kembali bernyawa.
BalasHapusDan aku ... mulai rindu berpuisi.
Belakangan aku kerap membaca puisi secara tak disengaja.
Makasih adek ^^
BalasHapusayoo ta kita duet lagi :D