(picture taken by mas iggy)
kau tahu?
pada kelopak bunga yang delapan
kuhitung perlahan tentang pemahaman
kusuguhkan pertanyaan pertanyaan
duhai bagaimana bisa kutuliskan aksara bungabunga?
jika tibatiba puisiku mematung;
tertegun pada kelembutan embun
bahkan diksidiksi kucari
di antara celah pagi
tapi ...
semua hurufku tersita oleh waktu(mu)
yang dengan takzim memilin segala rindu
masih di kelopak bunga yang delapan
diamdiam kucari jawaban atas pertanyaan pertanyaan
lalu kuurai pada tetes embun yang berderai
dan sebagai pamungkas;
di hitungan ke berapa segala cemas itu meretas?
sedang kau masih sama,
memilih bercengkrama dengan ujung ujung daun
berbagi senyum
berbisik mesra
; rahasia, katanya.
duhai ...
duhai ...
jika syahdu hati memilih pagi
biar kutitip baris pertanyaan pada bungabunga
pabila tiba masa
biar bibir tabir terbuka
adalah bahagia; jawaban dari lantunan doadoa
Kota Kita, Juni 30, 16